Sunday 29 April 2012

Kebab Patso 7

Yaaa .. Kebab, kali ini saya berada di Istiqlal street, Taksim Istanbul, ini adalah hari terakhir saya berada di Turki, dan tentunya belum sah bila tidak mencicipi kebab bukan ?. Dalam beberapa hari yang saya lewati mengelilingi separuh dari negara Turki, memang banyak restoran kebab. Tapi yang menarik, di daerah selain Istanbul atau di pedesaan, mereka melafalkannya dengan kata KEBAP ( yaaaa... pake "P") hanya di Istanbul saja yang menuliskan dengan "kebab" (indonesia juga ding :)). Untuk Patso 7 sendiri mengingatkan saya akan satu grup musik asal Indonesia hehehe .. makanya saya sempatkan untuk mampir. kesan pertama yang saya dapatkan memang sangat berbeda dengan kebab mainstream yang ada di indonesia, secara visual daging yang digunakan berbeda, bila di Indonesia ( kebab merah kuning ) menggunakan daging yang di cincang, maka di sini mereka mengunakan daging yang iris-iris dengan paduan kentang goreng, tomat dan acar ketimun yang sangat2 kecuut, belum lagi penyajiannya yang menggunakan piring, serta sendok dan garpu. untuk masalah perbedaan kebab dan doner, sepengeahuan saya adalah doner tidak disajikan dengan kulit roti yang digulung. Untuk masalah rasa, sanga berbeda dengan yang ada di indonesia karena rasanya sangat kecuut akibat acar timun yang berukuran besar di tambah lagi orang sini tidak mengenal saos sambal .. maka sebagai orang Indonesia kurang afdol rasanya. Yang saya kagumi justru merk kebab indonesia ( merah kuning ) yang bisa mengadaptasikan kebab sehingga cocok dengan lidah orang Indonesia, (jika tidak otentik berarti bukan kebab dong ??) hehehehe ....

Saturday 28 April 2012

Hooters

Ok .. Loncat ke Singapore dulu ya :), sehabis mengunjungi Turki saya menyempatkan untuk mampir di Singapore selama beberapa hari, dan kali ini yang saya angkat adalah restoran Hooters. Pertama kali saya mengetahui Hooters dari serial TV undercover Boss, menurut saya restoran ini sangat hebat dalam menempatkan positioning di tengah pasar nya. Restoran ini mengikonkan Chicken Wings, Beer dan Pelayan wanita nya :),sungguh kombinasi yang sangat unik hehehe. Konon kabarnya Hoooters Singapore ini adalah Hooters pertama da satu2nya di Asia dan letaknya di kawasan Clarke Quay agak susah juga nyarinya, sampai saya harus bertanya kepada seorang kawan saya di Indonesia yang sudah pernah ke sini. Kesan pertama begitu memasuki restorannya yaaaa.. bukan ayam dan bir nya, tapi pelayannya hehehe ... mungkin agak susah kalo Hooters akan masuk di Indonesia, yaaa.. pelayan restoran dengan celana pendek dan baju ketat mungkin kurang sopan buat ukuran Indonesia. Desain interiornya mengingatkan saya akan film "The dukes of hazard", serta pengunjungnya memang kebanyakan laki-laki (bule) dengan kisaran umur 25 tahun ke atas, memang bukan restoran fried chicken keluarga (sangat spesifik target konsumennya). O ya kalo soal menu, rasa dan harga saya sebenar sudah lupa dengan apa yang saya pesan seperti pada gambar di atas, yang jelas fried chicken di luar Indonesia memang tidak mengenal sambal, hanya mayonnaise dan saos tomat. untuk rasa not bad lah. soalnya lidah saya sudah agak susah beradaptasi karena sebelumnya saya 2 minggu berada di Turki dengan taste makanan yang kurang cocok.  Berikut video perjalanan saya dari Yogyakarta ke Singapore